Kondisi peternakan di Indonesia - Indonesia merupakan negara
kepulauan yang sangat cocok untuk dijadikan sentra bisnis peternakan. Luas
daratan Indonesia yang mencapai jutaan km2 sangat mendukung kegiatan peternakan
yang notabene membutuhkan lahan yang luas. Posisi Indonesia yang ada di daerah
trofis juga sangat mendukung aktivitas usaha peternakan. Posisi geografis ini
memungkinkan wilayah Indonesia untuk disinari matahari dan dijatuhi hujan
sepanjang tahun. Hal ini membuat kebutuhan untuk berbagai kegiatan usaha
peternakan seperti air dan pakan hijauan bisa didapatkan dengan mudah di
Indonesia.
Kondisi
alam yang sangat baik ini juga didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang
sangat besar. Hingga tahun 2010, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 230-an
juta jiwa. Angka ini tentunya merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah
negara berkembang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar ini sudah dapat
dipastikan akan membutuhkan pangan dari hasil peternakan. Dapat dibayangkan
dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 230-an juta jiwa ini, berapa
besarkah jumlah pasokan pangan dari hasil peternakan yang harus disediakan.
Hingga
tahun 2015, kebutuhan beberapa produk peternakan masih belum dapat dipenuhi
dari dalam negeri. Sebagian besar kekurangan produk peternakan ini masih
diatasi dengan jalan impor ke beberapa negara tetangga. Beberapa produk
peternakan yang hingga saat ini masih dipenuhi dengan cara impor yaitu daging
sapi dan susu. Hampir setiap tahun, di beberapa perayaan hari besar seperti
lebaran dan tahun baru, kebutuhan akan produk daging sapi meningkat tajam.
Peningkatan yang sangat besar ini tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan
pasokan ternak sapi dari para peternakan yang ada di Indonesia dan pada akhirnya
dipenuhi dengan jalan pengimporan daging sapi baik dalam keadaan daging siap
konsumsi atau dalam keadaan sapi siap potong. Tidak jauh berbeda dari komoditi
sapi, komoditi susu yang merupakan salah satu pemenuh utama kebutuhan protein
dan kalsium hewani manusia hingga tahun 2015 belum mampu dipenuhi dari usaha
peternakan dalam negeri.
Permasalahan
ketidakmampuan usaha peternakan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan komoditi
peternakan seperti tersebut di atas merupakan permasalahan klasik yang sudah
turun temurun dan belum dapat dipecahkan hingga saat ini. Permasalahan ini
dapat dikategorikan sebagai permasalahan yang sangat kompleks dan mengakar di
berbagai lapisan berbagai pihak yang terkait dengan peternakan. Masalah di
bidang peternakan ini terbentang dari mulai masalah pada peternak hingga yang
paling parah adalah kebobrokan pemerintah dalam menangani permasalahan ini.
Tidak dapat
dipungkiri hingga saat ini, usaha peternakan yang ada di Indonesia masih
didominasi oleh peternakan rakyat dengan kapasitas produksi yang masih sangat
rendah. Kapasitas produksi yang sangat rendah ini juga diperparah dengan
penggunaan metode beternak yang masih sangat tradisional. Kedua hal ini membuat
produktivitas usaha menjadi sangat rendah dalam berbagai hal. Salah satu hal
yang menggambarkan rendahnya produktivitas peternakan ini adalah produktivitas
indukan sapi. Penggunaan indukan sapi yang masih asal disertai dengan metode
pemeliharaan yang masih sangat tradisional, membuat indukan hanya mampu
melahikan anak sebanyak 1 kali selama 2 tahun. Produktivitas yang rendah ini
diperparah lagi oleh rendahnya kualitas pedet yang dilahirkan. Padahal, jika
para peternak ini tahu, mau dan mampu menggunakan bibit indukan yang
berkulitas, tentu saja permasalahan ini dapat terselesaikan dengan mudah.
Sayangnya hingga tahun 2015, para peternak masih belum begitu “teredukasi”
sehingga tidak mengenal berbagai macam metode canggih yang telah ditemukan di
bidang peternakan.
Kondisi peternakan di Indoensia seperti rendahnya
penggunaan teknologi peternakan oleh para peternak juga masih diperparah oleh
birokrasi bobrok di pemerintahan. Tingginya ego dan ketidakpedulian beberapa
oknum di pemerintahan membuat usaha peternakan di Indonesia seperti berjalan di
tempat. Hingga Tahun 2015, dalam mengatasi berbagai permalahan di bidang peternakan,
pemerintah seakan hanya memberikan pereda “nyeri” dan bukan mengobati
penyakitnya. Hal ini terlihat dari kebijakan pengimporan daging sapi dan produk
olahan susu. Kebijakan pengimporan ini memang terbukti dapat mengatasi
permasalahan kekurangan pasokan yang terjadi, akan tetapi di sisi lainnya, hal
ini membuat Indonesia menjadi ketergantungan dengan impor. Padahal secara
logika, dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai jutaan km2, untuk
mendapatkan pasokan daging sapi yang besar, Indonesia dapat memproduksinya
sendiri dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dan “meng-edukasi” para
peternak yang ada di Indonesia. Sayangnya, alih-alih memajukan sektor
peternakan di Indonesia, pemerintah seolah-olah tutup mata dan hanya memberikan
solusi jangka pendek dengan jalan pengimporan daging sapi.
Kondisi-kondisi
tersebut diatas tidak dapat dipungkiri memang terjadi di Indonesia dan dapat
dikatakan cukup menyedihkan. Meskipun begitu, jika kita ambil segi positifnya, Kondisi
kekurangan pasokan komoditi peternakan seperti yang tersebut di atas
menunjukkan jika peluang untuk memasuki usaha di bidang industri peternakan
masih terbuka dengan lebar. Dengan tingginya permintaan dan rendahnya pasokan
akan komoditi peternakan, para peternak dapat dengan leluasa meningkatkan
jumlah produksi komoditi peternakan tanpa harus khawatir memikirkan pasar yang
akan dituju untuk menjual komoditi tersebut. Dengan kekurangan ini, diharapkan
masyarakat dapat berfikir lebih keras lagi untuk mengatasi permasalahan ini
sehingga timbul ide-ide kreatif yang dapat membangun industri di sektor
peternakan. Dengan kekurangan ini, diharapkan juga investor-investor mau
menanamkan modal di industri peternakan sehingga dapat menyerap pasokan tenaga
kerja dari dalam negeri. Dengan kekurangan ini juga diharapkan akan timbul
berbagai macam usaha-usaha baru yang bergerak di bidang pendukung usaha
peternakan.
Itulah
sedikit gambaran mengenai kondisi peternakan di Indonesia. Dengan
membaca tulisan ini diharapkan pembaca bisa menemukan inspirasi untuk kemajuan
di sektor peternakan Indonesia. Meskipun telihat seperti kekurangan, akan
tetapi, mari kita lihat segi positif dari kekurangan ini sehingga dapat melecut
kita untuk terus berkontribusi terhadap kemanjuan sektor peternakan di
Indonesia.
sumber : http://saeternak.blogspot.com/2015/06/kondisi-peternakan-diindonesia-oleh.html
EmoticonEmoticon